Dikunjungi Dubes AS, Ketum PBNU Kritik Donald Trump

IPNUIPPNUKABSEMARANG.OR.ID - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan silaturahim duta besar baru Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovam, di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (2/2) sore.

Saat menerima rombongan tamu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memulai pembicaraan dengan menyinggung soal kebijakan presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump yang melarang imigran dari tujuh negara Muslim, yakni Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman.

Menurutnya, larangan tersebut mengesankan Trump semakin menjauhi Islam dan menggeneralisasi bahwa Islam identik dengan terorisme. Ketujuh negara tersebut, tambah Kiai Said, berpenduduk Muslim yang mayoritas antiradikalisme.

Ia melihat gejala munculnya kelompok garis keras seperti ISIS, Al-Qaeda, Hizbullah, atau Jabhah Nusroh di Timur Tengah dipicu oleh sikap berang mereka menyaksikan kezaliman Israel. “Warga ditembaki, anak-anak dibunuhi, hampir tiap hari. Sementara AS dalam kasus ini kesannya menggunakan standar ganda,” ujarnya.

Indonesia, kata Kiai Said, banyak belajar demokrasi dan hak asasi manusia dari AS. Namun, dalam kasus kezaliman Israel, AS sepertinya tak menunjukkan prinsip-prinsip yang diyakininya itu.

Kiai Said menegaskan bahwa radikalisme potensial dimiliki oleh seluruh agama, bukan hanya Islam seperti yang dipersepsikan Trump. Ia meminta AS berkaca pada Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang begitu menghargai keanekaragaman yang ada.

Buah Kecemasan
Menanggapi kritik tersebut, Joseph menjelaskan, kebijakan presiden barunya itu adalah respon terhadap kecemasan warga AS yang menganggap pemerintah setempat tak terlalu melindungi dan memberi rasa aman kepada mereka.

“Dan penangguhan program pengungsian itu pun tidak selamanya. Hanya bersifat sementara,” ujar dubes yang baru saja menggantikan dubes Amerika sebelumnya, Robert Orris Blake Junior yang purna tugas di Indonesia.

Joseph menegaskan bahwa hubungan kemitraan antara Indonesia dan Amerika sangatlah penting. Ia mengajak NU untuk bersama-sama menghapuskan kecemasan itu. “Negara kita adalah negara majemuk. Saya berharap kita bisa belajar bersama bagaimana meningkatkan toleransi,” katanya di hadapan para pengurus PBNU.

Joseph yang datang bersama rombongan juga disambut hangat oleh Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Bendum PBNU H Bina Suhendra, Ketu PBNU H Marsudi Syuhud, Ketua PBNU Robikin Emhas, dan sejumlah pengurus lain.

Marsudi mengaku saat dikontak wartawan internasional, ia turut mengucapkan selamat kepada Donald Trump sebagai presiden AS yang baru. Hanya ia meminta Trump menegakkan kesetaraan baik bagi Muslim maupun non-Muslim di sana.

nu.or.id

Posting Komentar

KONTAK KAMI (VIA E-MAIL)

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget